Pengolahan Mineral Terpusat: Risiko & Upaya Hilirisasi Global

Minerba.id – Salah satu risiko paling menonjol dalam rantai pasok mineral kritis adalah konsentrasi pemurnian (refining) di sejumlah kecil negara. Menurut IEA, pangsa tiga negara pemurnian teratas untuk mineral energi inti (lithium, kobalt, grafit, nikel) meningkat menjadi ~ 86% di 2024, dari ~ 82% di 2020. IEA Dalam hal lithium dan kobalt, China tetap sangat dominan: IEA memperkirakan pada 2035 China akan menguasai lebih dari 60% kapasitas pemurnian untuk mineral tersebut. IEA

Kesenjangan ini menciptakan risiko strategis bagi negara-negara importir dan perusahaan baterai. Untuk merespons, banyak perusahaan dan pemerintah mempercepat proyek hilirisasi: pembangunan pabrik pemurnian lokal, fasilitas pra-kursor baterai (precursor), dan kerjasama joint venture lintas negara. IEA menyebut bahwa meskipun ada proyek-proyek diversifikasi refining yang diumumkan, realisasinya akan lambat tanpa investasi besar dan dukungan kebijakan. IEA

Selain itu, IEA menyebut bahwa pendekatan hilirisasi ini juga mendorong inovasi teknologi pemrosesan yang lebih bersih dan efisien. Perusahaan-perusahaan tambang dan pembuat baterai semakin mempertimbangkan teknologi pemrosesan rendah emisi, tetapi hambatan finansial dan regulasi tetap menjadi tantangan utama. Dalam skenario optimis, IEA memperkirakan diversifikasi pemurnian akan menurun sedikit pada 2035, tetapi tetap akan kembali ke tingkat konsentrasi strategis yang serupa dengan 2020 jika tidak ada percepatan kebijakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *