Minerba.id – Tembaga mencatat harga yang tetap tinggi dan pasar memperlihatkan ketegangan suplai-permintaan menjelang akhir 2025. Harga benchmark berbeda antar pasar: rujukan LME menunjukkan level sekitar US$10.800–11.000 per metrik ton pada pertengahan November, sementara pengukuran lain melaporkan sekitar US$5,04 per pound (setara kira-kira US$11.110/mt), menandakan volatilitas antar bursa dan konversi satuan. Lme+1
Tekanan di pasar dipicu kombinasi gangguan produksi tambang dan peningkatan permintaan untuk aplikasi energi bersih serta infrastruktur. Analis memperingatkan kemungkinan defisit pasokan berlanjut sampai 2026 setelah beberapa gangguan tambang dan penurunan pasokan konsentrat yang menekan kemampuan smelter global. Reuters
Di sisi kebijakan, pemerintah AS baru saja memasukkan tembaga ke daftar mineral strategis, langkah yang bisa mempercepat upaya domestikasi rantai pasokan dan mempengaruhi arus perdagangan global. Pengumuman ini menambah dimensi geopolitik pada pasar logam merah tersebut. Reuters
Sementara itu, lonjakan impor dan arbritase pasokan di China memperlihatkan aliran material yang dinamis: ekspor/impornya dan kapasitas smelter yang berkembang membuat China tetap menjadi penentu utama keseimbangan pasar. Pergerakan harga jangka pendek akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan produksi smelter, stok LME, dan berita gangguan tambang. energynews.oedigital.com+1









