Bahlil Pastikan Semua Desa di Sultra Teraliri Listrik Sebelum 2027

Minerba.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia, menegaskan komitmennya untuk menuntaskan persoalan akses listrik di Sulawesi Tenggara (Sultra). Ia meminta Gubernur Andi Sumangerukka menjadikan pemerataan listrik sebagai prioritas utama agar seluruh desa di Bumi Anoa bisa menikmati aliran listrik penuh pada tahun 2027.

Dalam kunjungannya ke Kendari pada Minggu (2/11), Bahlil menyoroti masih adanya 50 desa di Sultra yang belum teraliri listrik. Kondisi ini membuat warga masih bergantung pada penerangan seadanya.

“Untuk Sultra, saya janji sebelum 2027 berakhir, semua desa itu sudah menyala,” tegas Bahlil.

Langkah Nyata Pemerintah Wujudkan Pemerataan Energi

Upaya ini menjadi bagian dari program besar pemerintah untuk pemerataan akses energi nasional. Data Kementerian ESDM menunjukkan, secara nasional masih ada sekitar 5.700 desa dan 4.400 dusun yang belum tersentuh listrik, meski Indonesia telah merdeka selama hampir delapan dekade. Banyak wilayah masih mengandalkan genset dan lampu minyak sebagai sumber penerangan utama.

Menanggapi hal ini, Bahlil mengaku sudah berkoordinasi langsung dengan Presiden Prabowo Subianto. Hasilnya, Presiden memberi arahan agar seluruh desa di Indonesia harus sudah teraliri listrik antara 2029–2030. Langkah ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menutup kesenjangan energi.

Percepatan Data dan Anggaran Listrik Desa

Bahlil menegaskan tidak ingin masalah elektrifikasi ini berlarut-larut.

“Saya tidak mau di masa saya menjabat, masih ada desa yang gelap tanpa listrik,” ujarnya.

Untuk mempercepat realisasi, ia telah memerintahkan jajaran Direktorat Jenderal Kementerian ESDM melakukan pendataan menyeluruh terhadap desa yang belum memiliki akses listrik. Pendataan ini menjadi dasar penyusunan anggaran 2026–2027 agar program berjalan tepat sasaran.

“Saya sudah instruksikan Dirjen untuk menyiapkan anggaran bagi desa-desa yang belum dialiri listrik pada 2026 dan 2027,” tambahnya.

Tanggung Jawab dan Pengabdian untuk Negeri

Menurut Bahlil, pemerataan listrik bukan sekadar proyek, tapi bentuk tanggung jawab sosial dan pengabdian. Ia menilai elektrifikasi desa menjadi bagian penting dari program Asta Cita Prabowo–Gibran, terutama dalam menciptakan keadilan energi bagi seluruh rakyat.

Sebagai putra Maluku, Bahlil mengaku merasakan langsung sulitnya hidup di daerah tanpa listrik.

“Saya tahu betul rasanya hidup di desa gelap. Karena itu, saya ingin masyarakat di Sulawesi Tenggara—tanah leluhur saya—tidak lagi mengalami hal yang sama,” ujarnya penuh haru.

Dengan dukungan pemerintah pusat, data akurat, dan anggaran yang sudah disiapkan, program Listrik Desa Sultra 2027 diharapkan berjalan mulus. Seluruh warga desa pun nantinya dapat menikmati akses energi yang layak, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *