Minerba.id – Pada momentum Sumpah Pemuda ke-97, organisasi Komite Nasional Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK RI) mengirimkan pesan tajam kepada pimpinan tertinggi institusi kepolisian di Indonesia. Abdullah Kelrey, mewakili GPK RI, menyerukan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk segera membentuk sebuah satuan khusus yang terdiri dari personel muda — yang disebut “Satuan Muda Polri”— agar menjadi garda terdepan penegakan hukum yang bersih dan tangguh.
Kelrey menjelaskan bahwa satuan tersebut tidak hanya harus berprestasi, tetapi juga bebas dari pengaruh atasan yang pragmatis dan cenderung menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. “Sebagai generasi muda, kami berharap hingga akhir 2025 institusi Polri sudah melakukan pembenahan serius — agar memasuki 2026 tidak lagi muncul narasi baru tentang anggota Polri terlibat kasus yang merusak nama institusi,” tambahnya.
Lebih jauh, Kelrey mengingatkan bahwa fokus Polri seharusnya bukan pada intervensi politik yang dapat merusak kepercayaan publik. Ia menyebut hasil survei tentang kepercayaan masyarakat kepada institusi maupun lembaga politik sudah menjadi rahasia umum, bahkan banyak yang menilai bisa dibayar. Maka, satuan baru ini harus menjadi motor perubahan — generasi muda Polri yang patriotik, profesional, independen — bukan satuan yang sekadar “taat” kepada atasan yang salah arah.
Contoh Kasus Oknum Polri dalam 5 Tahun Terakhir
Berikut beberapa kasus yang menunjukkan lonceng peringatan bagi reformasi Polri (data hasil sorotan media massa):
-
Pada 2024, list kasus oknum polisi yang terlibat mulai dari narkoba, pembunuhan, hingga penganiayaan tahanan. RCTI+
-
Dalam kurun lima tahun, tercatat setidaknya 126 anggota Polri di-PTDH (pemberhentian tidak dengan hormat) karena terlibat kasus narkoba. detiknews
-
Kasus internal yang mencuat: misalnya pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat (“Brigadir J”) oleh oknum di lingkungan atasannya sendiri yang mengundang kritik publik atas budaya impunitas internal. Wikipedia
Contoh-contoh ini memperlihatkan bahwa bukan hanya soal satu dua individu — tetapi ada tren yang menuntut transformasi struktural di internal Polri.
Kenapa “Satuan Muda Polri” Itu Penting
-
Wawasan segar & independen: Personel muda cenderung memiliki visi baru, kurang terperangkap kultur lama yang rentan nepotisme atau politik dalam institusi.
-
Momentum perbaikan: Dengan target perubahan jelas (akhir 2025), institusi Polri diberikan “tahun pembenahan” sebelum memasuki 2026.
-
Membangun kepercayaan publik: Saat masyarakat melihat ada komitmen nyata dari institusi terhadap generasi baru yang bersih, maka citra Polri bisa mulai bergeser positif.
-
Menahan pengaruh atasan yang salah arus: Bila satuan ini diberi mandat dan regulasi yang kuat, anggota muda tidak lagi “terpaksa” mengikuti arus pragmatis atasan yang koruptif.










