Minerba.id – Dunia sedang menghadapi babak baru yang penuh tantangan — mulai dari krisis iklim, ketahanan energi, hingga dinamika geopolitik global. Situasi ini mendorong perlunya perubahan besar dalam cara kita membangun industri: tak hanya berorientasi pada efisiensi dan keuntungan, tetapi juga berpihak pada keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Sebagai respons, Pemerintah Indonesia terus memperkuat komitmen terhadap agenda hijau nasional. Melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC), Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% secara mandiri, dan hingga 43,20% dengan dukungan internasional pada 2030. Langkah ini menjadi pijakan penting menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
“Tema Sustainability for Industrial Transformation dalam IEE Series 2025 bukan sekadar jargon. Ini adalah ajakan nyata untuk bergerak bersama, karena keberlanjutan kini menjadi fondasi utama daya saing industri masa depan,” ujar Siti Sumilah Rita Susilawati, Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, saat membuka pameran di Jakarta (17/9).
Transisi Energi dan Teknologi Hijau
Rita menjelaskan, transisi energi tidak hanya tentang memperluas pembangkit energi terbarukan. Lebih dari itu, Indonesia juga fokus pada efisiensi energi, dekarbonisasi industri, serta pemanfaatan teknologi mutakhir seperti Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).
Teknologi CCUS dipandang strategis untuk diterapkan di sektor pertambangan, migas, dan industri padat energi sebagai solusi mengurangi emisi karbon secara signifikan.
Memasuki era Industri 5.0, penerapan inovasi digital menjadi kunci. Konsep smart mining di sektor tambang, penggunaan green materials di konstruksi, hingga digitalisasi di industri migas kini menjadi bukti nyata bagaimana teknologi mampu meningkatkan efisiensi sekaligus menekan jejak karbon.
Industri Inklusif, Masyarakat Ikut Sejahtera
Lebih jauh, Rita menegaskan bahwa transformasi industri harus bersifat inklusif — manfaatnya dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi arah untuk memastikan setiap langkah pembangunan selaras dengan pemberdayaan komunitas lokal, penciptaan lapangan kerja hijau (green jobs), serta peningkatan kualitas hidup masyarakat.
IEE Series 2025: Pusat Inovasi dan Kolaborasi
Tak hanya menjadi ajang pamer teknologi, IEE Series 2025 juga berfungsi sebagai platform kolaboratif yang mempertemukan pemerintah, pelaku industri, akademisi, investor, dan para ahli lintas sektor. Forum ini menjadi ruang bertukar ide, berbagi pengalaman, serta menjalin kerja sama untuk mempercepat transformasi industri berkelanjutan.
“IEE Series 2025 adalah etalase terbaik inovasi dan teknologi industri hijau. Saya mengajak seluruh peserta untuk mengeksplorasi, berdiskusi, dan menemukan solusi yang bisa langsung diterapkan di sektor masing-masing,” tambah Rita.
Di akhir sambutannya, Rita mengajak seluruh pihak untuk menjadikan IEE Series 2025 sebagai momentum memperkuat tekad menuju masa depan industri yang tangguh, hijau, dan berdaya saing global.